Sabtu, 16 Februari 2008

Alga Laut sebagai Biotarget Industri

ARTIKEL SEAWEED
Website :www.rumputlaut.org
Email : seaweed_undip@yahoo.com
Alga Laut sebagai Biotarget Industri
Oleh :
Sinly Evan Putra,
Asisten II Sekretaris Jenderal Ikatan Himpunan Mahasiswa Kimia Indonesia

Indonesia telah dikenal luas sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah
lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km. Didalam
lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupa tumbuhan air maupun
hewan air. Salah satu mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang di laut adalah alga.
Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil yang
terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Di dalam alga terkandung
bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral dan juga senyawa
bioaktif. Sejauh ini, pemanfaatan alga sebagai komoditi perdagangan atau bahan baku
industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang

Divisi Penelitian dan Pengembangan
SEAWEED
Kelompok Studi Rumput Laut
Kelautan -UNDIP
Seaweed Center: Jl. Gondang Timur I No. 30 RT. 06 RW. 02 Bulusan - Tembalang
Semarang 50277
Contact Person : Puri (085290033966)
ada di Indonesia. Padahal komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat
bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain.
Berbagai jenis alga seperti Griffithsia, Ulva, Enteromorpha, Gracilaria, Eucheuma, dan
Kappaphycus telah dikenal luas sebagai sumber makanan seperti salad rumput laut
atau sumber potensial karagenan yang dibutuhkan oleh industri gel. Begitupun dengan
Sargassum, Chlorela/Nannochloropsis yang telah dimanfaatkan sebagai adsorben logam
berat, Osmundaria, Hypnea, dan Gelidium sebagai sumber senyawa bioaktif,
Laminariales atau Kelp dan Sargas sum mut i cum yang mengandung senyawa alginat
yang berguna dalam industri farmasi. Pemanfaatan berbagai jenis alga yang lain adalah
sebagai penghasil bioetanol dan biodiesel ataupun sebagai pupuk organik.
Alga Laut sebagai Sumber Makanan
Kandungan bahan-bahan organik yang terdapat dalam alga merupakan sumber mineral
dan vitamin untuk agar-agar, salad rumput laut maupun agarose. Agarose merupakan
jenis agar yang digunakan dalam percobaan dan penelitian dibidang bioteknologi dan
mikrobiologi.
Potensi alga sebagai sumber makanan (terutama rumput laut), di Indonesia telah
dimanfaatkan secara komersial dan secara intensif telah dibudidayakan terutama
dengan tehnik polikultur (kombinasi ikan dan rumput laut).
Alga Laut sebagai Adsorben Logam Berat
Pemanfaatan sistem adsorpsi untuk pengambilan logam-logam berat dari perairan telah
banyak dilakukan. Beberapa spesies alga telah ditemukan mempunyai kemampuan
yang cukup tinggi untuk mengadsorpsi ion-ion logam, baik dalam keadaan hidup
maupun dalam bentuk sel mati (biomassa). Berbagai penelitian telah membuktikan
bahwa gugus fungsi yang terdapat dalam alga mampu melakukan

pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut terutama adalah gugus karboksil,
hidroksil, sulfudril, amino, iomodazol, sulfat, dan sulfonat yang terdapat didalam dinding
sel dalam sitoplasma.
Menurut Harris dan Ramelow (1990), kemampuan alga dalam menyerap ion-ion logam
sangat dibatasi oleh beberapa kelemahan seperti ukurannya yang sangat kecil, berat
jenisnya yang rendah dan mudah rusak karena degradasi oleh mikroorganisme lain.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut berbagai upaya dilakukan, diantaranya dengan
mengimmobilisasi biomassanya. Immobilisasi biomassa dapat dilakukan dengan
mengunakan (1) Matrik polimer seperti polietilena glikol, akrilat, (2) Oksida (oxides)
seperti alumina, silika, (3) Campuran oksida (mixed oxides) seperti kristal
aluminasilikat, asam polihetero, dan (4) Karbon.
Berbagai mekanisme yang berbeda telah dipostulasikan untuk ikatan antara logam
dengan alga/biomassa seperti pertukaran ion, pembentukan kompleks koordinasi,
penyerapan secara fisik, dan pengendapan mikro. Tetapi hasil penelitian akhir-akhir ini
menunjukan bahwa mekanisme pertukaran ion adalah yang lebih dominan. Hal ini
dimungkinkan karena adanya gugus aktif dari alga/biomassa seperti karboksil, sulfat,
sulfonat dan amina yang akan berikatan dengan ion logam.
Alga Laut sebagai Sumber Senyawa Bioaktif
Alga hijau, alga merah ataupun alga coklat merupakan sumber potensial senyawa
bioaktif yang sangat bermanfaat bagi pengembangan (1) Industri farmasi seperti
sebagai anti bakteri, anti tumor, anti kanker atau sebagai reversal agent dan (2)
Industri agrokimia terutama untuk antifeedant, fungisida dan herbisida.
Kemampuan alga untuk memproduksi metabolit sekunder terhalogenasi yang bersifat
sebagai senyawa bioaktif dimungkinkan terjadi, karena kondisi lingkungan hidup alga
yang ekstrem seperti salinitas yang tinggi atau akan digunakan untukmempertahankan diri dari ancaman predator. Dalam dekade terakhir ini, berbagai
variasi struktur senyawa bioaktif yang sangat unik dari isolat alga merah telah berhasil
diisolasi. Namun pemanfaatan sumber bahan bioaktif dari alga belum banyak dilakukan.
Berdasarkan proses biosintesisnya, alga laut kaya akan senyawa turunan dari oksidasi
asam lemak yang disebut oxylipin. Melalui senyawa ini berbagai jenis senyawa
metabolit sekunder diproduksi.
Alga Laut sebagai Sumber Senyawa Alginat
Alginat merupakan konstituen dari dinding sel pada alga yang banyak dijumpai pada
alga coklat (Phaeophycota). Senyawa ini merupakan heteropolisakarida dari hasil
pembentukan rantai monomer mannuronic acid dan gulunoric acid. Kandungan alginat
dalam alga tergantung pada jenis alganya. Kandungan terbesar alginat (30-40 % berat
kering) dapat diperoleh dari jenis Laminariales sedangkan Sargassum Muticum, hanya
mengandung 16-18 % berat kering.
Pemanfaatan senyawa alginat didunia industri telah banyak dilakukan seperti natrium
alginat dimanfaatkan oleh industri tektil untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
bahan industri, kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan. Senyawa
alginat juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk
mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai
bahan pembuatan pelapis kapsul dan tablet. Alginat juga digunakan dalam pembuatan
bahan biomaterial untuk tehnik pengobatan seperti micro-encapsulation dan cell
transplantation.
Alga Laut sebagai Penghasil Bioetanol dan Biodiesel
Meskipun masih dalam tahap riset yang mendalam, potensi alga laut sebagai penghasil
bioetanol dan biodiesel sangat menjanjikan dimasa mendatang. Negara-negara maju
seperti Amerika Serikat, Jepang dan Kanada mentargetkan mulai tahun 2025 bahan
bakar hayati (biofuel) bisa diproduksi dari budidaya cepat alga mikro yang tumbuh
diperairan tawar/asin. Keuntungan lebih yang dapat diperoleh adalah tak butuh traktor
seperti didarat, tanpa penyemaian benih, gas CO2 yang dihasilkan dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar dan panen yang terus-terusan (continuous) yang dikarenakan
waktu tanam alga hanya 1 minggu. Berikut adalah gambar skenario mekanisme
pembuatan bioetanol dan biodiesel dari alga laut.
Gambar 2. Skenario mekanisme pembuatan bioetanol dan biodiesel dari alga laut
(Soerawidjaja, 2005).
Alga Laut sebagai Pupuk Organik
Dikarenakan kandungan kimiawi yang terdapat dalam alga laut merupakan nutrien yang
sangat penting bagi semua mahluk hidup termasuk tumbuh-tumbuhan, maka alga laut
dapat dimanfaatkan sebagai sumber alternatif penganti pupuk-pupuk pertanian yang
mengandung bahan kimia sintesis.
Alga dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineral
seperti potasium dan hormon seperti auxin dan sytokinin yang dapat meningkatkan
daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.
Pemanfaatan alga sebagai pupuk organik ditunjang pula oleh adanya sifat hydrocolloids
pada alga laut yang dapat dimanfaatkan untuk penyerapan air (daya serap tinggi) dan
menjadi substrat yang baik untuk mikroorganisme tanah.
Penutup
Indonesia adalah negara yang mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ±
80.79 1,42 Km. Disepanjang garis pantai, tumbuh dan berkembang berbagai jenis alga
laut yang berpotensi sebagai biotarget industri. Berbagai riset mutlak dilakukan untuk
pemanfaatan secara optimal kekayaan hayati ini secara berkelanjutan. Riset-riset
kimiawan terutama dituntut untuk mencari bahan baku industri, senyawa bioaktif,
pengembangan produk-produk turunan berbasis alga, dan mempelajari misteri dan
keunikan-keunikan alga dalam hubungannya sebagai bagian dari ekosistem.
Daftar Pustaka
x Harris dan Ramelow. 1990. Binding of Metal Ions by Particulate Quadricauda.
Environ. Sci. 627-652
x Putra, Sinly Evan. 2006. Tinjauan Kinetika dan Termodinamika Proses Adsorpsi Ion
Logam Pb, Cd, dan Cu oleh Biomassa Alga Nannochloropsis sp. Yang
DiImmobilisasi Polietilamina -Glutaraldehid. Laporan Penelitian. Universitas
Lampung. Bandar Lampung
x Setiawan, Andi. 2004. Potensi Pemanfaatan Alga Laut Sebagai Penunjang
Perkembangan Sektor Industri. Makalah Ilmiah Ketua Jurusan Kimia. Universitas
Lampung. Bandar Lampung
x Soerawidjaja, Tatang H. 2005. Membangun Industri Biodiesel di Indonesia.
Makalah Ilmiah Forum Biodiesel Indonesia. 16 Desember 2005. Bandung

Tidak ada komentar:

Selamat Datang

Selamat datang di blog http://www.jurnal-ku.blogspot.com. Di sini anda bisa menemukan jurnal-jurnal terbaru mengenai biological science dan beberapa aplikasi menarik yang dapat di download secara gratis.
Hanya di sini di http://www.jurnal-ku.blogspot.com.

Nature

Nature

Spirulina

Spirulina
Mikroalga kaya protein

Current issuess

undersea explorer

undersea explorer

Pentingkah pendidikan itu?